PENYAKIT YANG DI DERITA SEORANG GURU VERSI MODERN
Mengapa masih
banyak guru yang belum profesional alias tidak berkualitas? Berdasarkan hasil
riset dan survey berbagai pihak ditemukan beberapa penyakit yang bersarang pada
diri guru sehingga guru tersebut tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Ada
beberapa penyakit berbahaya yang melemahkan kualitas guru dalam melaksanakan
tugas sehingga berdampak negatif terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan,
diantaranya :
ASMA (Asal masuk kelas). Ketika
guru masuk ke kelas tanpa disertai persiapan dan perencanaan matang secara
tertulis dan sistematis.
ASAM URAT (Asal Sampai Materi
Urutan tidak Akurat). Cara menyajikan materi pelajaran masih konvensional,
sering memakai metode CBSA (Cul Budak Sina Anteng), metode tugas
mencatat paling sering dilakukan. Kadang-kadang batas materi pelajaran yang
disampaikan gurupun tidak tahu.
BATUK (Baca Ngantuk). Umumnya
guru malas membaca, sekali-kali membaca kantuk datang menggoda akhirnya membaca
tak tahan lama. Karena jarang membaca ilmunya tidak bertambah, wawasannya tidak
luas. Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa tidak mengikuti perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadilah guru yang jumud, kaku bahkan
ortodok.
DIABETES (Dihadapan Anak
Bekerja Tidak Series).
DIARE (Di kelas Anak
diRemehkan). Potensi, bakat dan minat anak kurang diperhatikan, sehingga proses
belajar mengajar monoton, tidak menumbuh kembangkan potensi anak didik tapi
justru sering membunuh potensi, bakat dan minat anak didik.
GATAL (Gaji Tambah Aktifitas
Lesu). Gaji ingin terus bertambah, tapi melaksanakan tugas kewajiban tidak mau
berubah. Mengikuti sertifikasi sangat ambisi padahal kurang memiliki kompetensi
tujuan utamanya ingin berpenghasilan tinggi mendapat gaji tunjangan profesi.
GINJAL
(Gaji Nihil Jarang Aktif dan Lambat). Gaji minus tiap bulan karena habis oleh
kredit bank akhirnya hilanglah gairah bekerja, pudar semangat mengajar.
HIPERTENSI (Hilang Perhatian
Terhadap Nasib Siswa). Prestasi siswa tidak diperhatikan, mau pintar atau bodoh
masa bodo, tidak ada upaya pengayaan bagi siswa berprestasi dan tidak ada upaya
perbaikan atau remedial kepada siswa yang masih kurang berprestasi.
KANKER (Kantong Kering). Gaji
satu bulan habis satu minggu, karena besar pasak daripada tiang, tinggi kemauan
rendah kemampuan. Penghasilan tidak memenuhi kebutuhan, akibatnya hilanglah
semangat melaksanakan tugas, malas masuk kelas, sering mangkir tidak hadir.
KUDIS (Kurang Disiplin)
melaksanakan tugas asal-asalan tidak tepat waktu, tidak akurat rencana dan
program.
KURAP (Kurang Rapih).
Penampilan pisik (performan) acak-acakan, persiapan administrasi KBM
asal-asalan.
KUSTA (Kurang Strategi). Tampil
mengajar dihadapan siswa hanya menggunakan metode ceramah sehingga membosankan,
tidak menggunakan berbagai metoda mengajar sehingga tidak membangkitkan
semangat belajar siswa.
MUAL (Mutu Amat Lemah) masih
banyak guru yang belum memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang ideal. Kurang menguasai
materi pelajaran dan metoda pembelajaran.
LESU (Lemah Sumber). Buku
sumber pelajaran hanya mengandalkan buku paket, tidak memiliki buku referensi
yang vareatif dan representatif sehingga wawasannya sempit.
LIPER (Lekas Ingin Pergi).
Tidak betah berada di sekolah, tidak antusias masuk ke kelas bahkan sebaliknya
ingin segera pulang untuk mencari penghasilan tambahan. Kadang-kadang usaha
sampingan diutamakan tugas utama mengajar dilupakan.
PROSTAT (Program dan Strategi
tidak dicatat). Ketika KBM tidak disertai Silabus dan RPP, tanpa dilengkapi
program dan strategi mengajar yang ditulis sistematis.
REMATIK (Rendah Motivasi Anak
Tidak Simpatik). Tidak semangat ketika mengajar dihadapan anak didik, performan
tidak menarik sehingga anak didik tidak simpatik bahkan sebaliknya
antipati akhirnya melemahkan bahkan menghilangkan gairah belajar. Tampil
mengajar tidak menyenangkan siswa.
STRUK (Suka Terlambat Untuk
masuk Kelas).
T B C (Tidak Bisa Computer)
alias gaptek (gagap teknologi), tidak ada usaha untuk meng-up grade kompetensi
diri, sehingga penguasaan teknologi informasi dan komunikasi kalah oleh siswa.
TIPUS (Tidak Punya Selera).
Ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar dihadapan siswa tidak semangat
dan kurang gairah.
Waspadalah
jenis-jenis penyakit di atas jangan sampai diderita oleh para guru. Apabila
macam-macam jenis penyakit kronis tersebut di atas bersemayam dalam sikap
mental dan psikologis guru sehingga mengalami komplikasi akut, maka sangat
membahayakan terhadap kualitas pendidikan siswa. Jenis-jenis penyakit mental di
atas termasuk penyakit menular yang dapat melumpuhkan bahkan membunuh potensi
yang dimiliki siswa. Dampak negatifnya potensi yang dimiliki siswa bukan
meningkat menjadi kompetensi tapi justru membuat siswa impotensi, kurang
berprestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar