BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran entrepreneur dalam menentukan kemajuan suatu bangsa/negara
telah dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti amerika, jepang, plus
tetangga terdekat kita yaitu singapura dan malaysia. Di amerika sampai saat ini
sudah lebih dari 12 persen penduduknya menjadi entrepreneur, dalam setiap 11
detik lahir entrepreneur baru dan Data menunjukkan 1 dari 12 orang Amerika
terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur.
Itulah yang menjadikan amerika sebagai negara adi kuasa dan super power.
Selanjutnya Jepang lebih dari 10 persen penduduknya sebagai wirausaha dan lebih
dari 240 perusahaan jepang skala kecil, menengah dan besar bercokol dibumi kita
ini. Padahal jepang mempunyai luas wilayah yang sangat kecil dan sumber daya alam
yang kurang mendukung (kurang subur) namun dengan semangat dan jiwa
entrepreneurshipnya menjadikan jepang sebagai negara terkaya di Asia.
1.2 Tujuan
- Mengetahui
makna dari wira usaha
- dapat
mengaplikasikan dalam lingkungan perguruan tinggi
- menjadi
wacana guna memperbaiki tujuan entrepreneurship
BAB II
PEMBAHASAN
Mengintip sedikit jumlah pengusaha tetangga terdekat yang satu
rumpun dengan kita yaitu singapura dan malaysia, fakta menyebutkan lebih dari
7.2 persen pengusaha singapura dan lebih dari 3 persen pengusaha malaysia yang
menjadikan pertumbuhan berbagai bidang terutama pertumbuhan ekonomi semakin
jauh meninggalkan kita. Tahukah
rekan-rekan ? kita hanya memiliki 0.18 persen pengusaha alias kurang dari 1
persen dari jumlah penduduk saat ini. Padahal untuk membangun ekonomi bangsa,
menjadi bangsa yang maju, menurut sosiolog yaitu David McCleiland, sedikitnya
dibutuhkan minimal 2 persen wirausaha dari populasi penduduknya, atau
dibutuhkan sekitar 4,8 juta wirausaha di Indonesia saat ini. Begitupun menurut
Ciputra setidaknya dibutuhkan minimal 2 persen pengusaha untuk menjadikan
bangsa ini bangkit dari keterpurukan.
Penting sepertinya kita mencontoh salah satu perguruan tinggi di
amerika yaitu MIT (Massachusette Institute Technology) dimana dalam kurun waktu
tahun 1980-1996 ditengah pengangguran terdidik yang semakin meluas dan kondisi
ekonomi, sosial politik yang kurang stabil, MIT merubah arah kebijakan
perguruan tingginya dari high Learning Institute and Research University
menjadi Entrepreneurial University. Meskipun banyak pro kontra terhadap
kebijakan tersebut namun selama kurun waktu diatas (16 tahun) MIT mampu
membuktikan lahirnya 4 ribu perusahaan dari tangan alumni-alumninya dengan
menyedot 1.1 juta tenaga kerja dan omset sebesar 232 miliar dolar pertahun.
Sungguh prestasi yang amat sangat spektakuler sehingga merubah kondisi amerika
menjadi negara super power. Kebijakan inilah yang selanjutnya ditiru dan
diikuti oleh banyak perguruan tinggi sukses didunia ini.
2.1 Usaha
Peningkatan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
Berkaca pada kesuksesan negara maju seperti amerika dan eropa yang
hampir seluruh perguruan tingginya menyisipkan materi entrepreneurship dihampir
setiap mata kuliahnya, negara-negara di asia seperti jepang, singapura dan malaysia juga menerapkan
materi-materi entrepreneurship minimal di dua semester. Itulah yang menjadikan
negara-negara tetangga kita tersebut
menjadi negara maju dan melakukan lompatan panjang dalam meningkatkan
pembangunan negaranya.
Di Indonesia, usaha-usaha untuk menanamkan jiwa dan semangat
kewirausahaan diperguruan tinggi terus digalakan dan ditingkatkan, tentunya
dengan berbagai metode dan strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk
berwirausaha. Sedikitnya ada enam usaha/cara
yang penulis temukan dalam meningkatkan gema kewirausahaan bagi
mahasiswa.
Pendirian Pusat kewirusahaan
Kampus seperti BSI Entrepreneruship Center (BEC) di BSI, Pusat Inkubator Bisnis
ITB, Koperasi kesejahteraan Mahasiswa (KOKESMA) ITB, Community Business and
Entrepreneurship Development (CDED) di STMB Telkom, Community Entrepreneur
Program (CEP) UGM, Center for Entrepreneurship Development and Studies (CEDS)
di UI, UKM Center di FEUI, Center for Entrepreneurship, Change, and Third
Sector (CECT) di Universitas Tri Sakti, Binus Entrepreneurship Center (BEC) di
Binus, dan banyak lagi. Melalui pusat kewirausahaan kampus banyak kegiatan yang
dilaksanakan seperti seminar, talkshow, short course, loka karya, workshop,
praktek usaha, kerjasama usaha, Entrepreneurship Expo, Entrepreneurship
Challange dll.
Entrepreneurship
Priority. Perguruan tinggi diIndonesia meskipun ketinggalan, sudah mulai sadar
akan pentingnya kewirausahaan dikampus dan menjadikan mata kuliah kewirausahaan
sebagai hal terpenting yang harus diberikan kepada mahasiswa. Perguruan tinggi
seperti UI, UNDIP, ITB, UNPAD, IPB, UGM, STT dan STMB Telkom, President
University, UKSW, Paramadina, UNPAR, Univ Semarang, BSI, BINUS, Tri Sakti dan
yang lainnya memberikan materi kewirausahaan tidak sebatas formalitas belaka.
Hal ini terlihat dari kesungguhan setiap perguruan tinggi tersebut dalam
mendesign materi dan menyuguhkan metode pembelajarannya.
Pengembangan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Program
kewirausahaan yang digagas pendidikan tinggi (Dikti) melalui Direktur Kelembagaan
Ditjen Dikti saat itu (juli 2009). Dimana implementasi dari program ini adalah
Dikti memberikan alokasi dana (modal) dalam bentuk subsidi untuk mahasiswa yang
mempunyai usaha atau rencana usaha. Namun mengingat keterbatasan dana, program
dari pemerintah ini “dilombakan” melalui proposal yang harus dikirimkan oleh
mahasiswa dan perguruan tinggi yang berminat, sehingga memang presentasinya
sangat kecil untuk mengakomodir mayoritas perguruan tinggi swasta yang begitu
banyak.
Program Wirausaha Mandiri Untuk Mahasiswa. “Jakarta (ANTARA News) -
Peserta kompetisi wirausaha mandiri yang diselenggarakan PT.Bank Mandiri Tbk
pada 2010 hingga saat ini mencapai 3.395 mahasiswa dan jumlah ini meningkat
dibandingkan 2009 yang hanya mencapai 1.706 peserta. Direktur Finance and
Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury saat ditemui di Jakarta, Minggu,
mengatakan, hal tersebut menunjukkan minat generasi muda untuk berwirausaha
semakin meningkat. Pada penyelenggaraan 2010, pelatihan kewirausahaan tidak
hanya diberikan kepada mahasiswa namun juga dosen untuk memperdalam pemahaman
terhadap materi modul kewirausahaan sehingga menjadi referensi pengajaran mata
kuliah di perguruan tinggi. Saat ini, modul kewirausahaan tersebut digunakan
264 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, setelah dilakukan sosialisasi pada
13 kota dan diikuti oleh 1.265 dosen perguruan tinggi negeri dan swasta.
Program Wirausaha Mandiri ini merupakan program tanggung jawab sosial
perusahaan yang difokuskan pada bidang kewirausahaan dan pendidikan sejak 2007.(*)
(T.S034/S006/R009) (judul berita : Peserta Wirausaha Mandiri 2010 Capai 3.395
Mahasisw,a Minggu, 9 Januari 2011 23:19 WIB | 1264 Views, terdapat pada situs :
http://www.antaranews.com/berita, diakses pada
1 mei 2011)
Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas bagi
Mahasiswa. ”JAKARTA(SI). Pemerintah mulai menerapkan pelatihan kewirausahaan
(entrepreneurship) kepada mahasiswa. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, mulai tahun ini, pihaknya menerapkan
program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas bagi Mahasiswa.
“Saatnya mahasiswa memberikan gagasan dan sumbangsih sekaligus mempersiapkan
diri untuk membuka lapangan kerja baru,”tegas Muhaimin di Jakarta kemarin.
Menakertrans mengatakan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan berbagai
perguruan tinggi di Indonesia.Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans), jelasnya, juga sudah membuka 208 balai latihan kerja (BLK)
untuk keperluan ini. (Judul berita “Mahasiswa Dilatih Wirausaha, Written by
Fine Resyalia Monday, 15 March 2010 14:08, terdapat pada situs :
www.dikti.go.id, diakses pada 1 mei 2011)
Program Pemberian Modal Usaha
Untuk Mahasiswa. ”Metrotvnews.com, Surabaya: Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Menkop UKM) Sjarifuddin Hasan menyatakan siap memberikan modal bagi
mahasiswa untuk berwirausaha dengan agunan ijazah. Ia mengaku pihaknya sudah
berkeliling ke belasan kampus di Indonesia untuk menawarkan program permodalan
untuk wirusahawan muda dari kalangan mahasiswa itu, dan kini tercatat 6.000
mahasiswa yang tertarik. "Tapi, hanya 3.500 mahasiswa yang tertarik
melakukan aplikasi dari usahanya (usaha yang bersifat produksi), kemudian kami
beri orientasi tentang manajemen dan tampaknya sekarang sudah ada 1.500
mahasiswa yang berkembang usahanya," paparnya.(Ant/DSY) (judul berita :
Menkop Siap Modali Mahasiswa untuk Wirausaha, Sabtu, 19 Juni 2010 22:02 WIB,
terdapat pada situs : www.metrotvnews.com, diakses pada 1 mei 2011).
Sayangnya dari lebih 2.679 PTS dan 82 PTN di Indonesia hanya
sebagian kecil saja (segelintir perguruan tinggi) yang peduli dengan pentingnya
kewirausahaan dikampus, padahal untuk merubah mindset masyarakat yang 350 tahun
dijajah oleh ”kompeni” untuk bekerja pada company membutuhkan usaha keras dan
kerja cerdas dari semua elemen bangsa terutama seluruh lembaga ilmiah dan
komunitas intelektual kampus. Untuk itu bukan sesuatu yang salah jika sampai
saat ini tujuan sekolah/kuliah dari hampir seluruh generasi muda kita hanya
untuk menjadi pekerja (job seeker) pada sebuah institusi/company.
2.2 Strategi Perguruan Tinggi Mewujudkan
Entrepreneurial Campus
Sebagai akademisi yang juga turut concern menangani entrepreneuship
diperguruan tinggi, penulis mencoba memberikan gagasan yang mungkin sederhana
dan bukan sesuatu yang baru, untuk coba diimplementasikan oleh perguruan tinggi
dalam menumbuhkan ”geliat” entrepreneurship diperguruan tinggi, yaitu :
- Menyusun Kurikulum.
Dalam merumuskan sistem/metode pembelajaran dan pelatihan
kewirusahaan, perguruan tinggi harus dengan sungguh-sungguh mendesign mata
kuliah/materi kewirausahaan untuk mahasiswanya, dimulai dari pembuatan silabus, satuan acara pengajaran (SAP), Slide
Presentasi, modul teori, modul praktikum/praktek, pembuatan buku panduan, dll.
Rumusan itu tentunya harus dikerjakan oleh sebuah tim yang benar-benar expert
dan expereince diberbagai bidang keilmuan. Yang kurang diperhatikan oleh
perguruan tinggi dalam merumuskan kurikulum ini adalah tidak/kurangnya
mengikutsertakan akademisi non ekonomi dan praktisi/pelaku usaha serta
motivator entrepreneurship didalam team penyusun, sehingga mata kuliah/materi
yang diberikan tidak/kurang berkualitas.
Hal ini penting dilakukan mengingat kolaborasi antara akademis, praktisi dan
motivator akan menghasilkan konsep dan gagasan kewirausahaan yang tepat dan sesuai untuk mahasiswa dari
berbagai disiplin keilmuan. Menyusun kurikulum entrepreneurship, tidak serta
merta menjadikan entrepreneurship sebagai mata kuliah tersendiri, namun bisa
saja muatan entrepreneurship ini dimasukan kedalam sebagian/seluruh mata
kuliah.
- Peningkatan
SDM Dosen.
Setidaknya Perguruan tinggi harus mempersiapkan SDM Dosen yang mampu
”5M” sebagai berikut : (1) mampu
memberikan paradigma baru tentang pentingnya kewirausahaan. (2) mampu merubah/mengarahkan
mindset mahasiswa menjadi seorang yang berjiwa entrepreneurship. (3) mampu
menginspirasi dan memotivasi mahasiswa
menjadi SDM yang mandiri. (4) mampu memberikan contoh karya nyata kewirausahaan (barang/jasa) dan menyuguhkan
succes story. (5) mampu menghasilkan SDM mahasiswa/alumni menjadi seorang
intrapreneur atau entrepreneur sukses. Program peningkatan SDM Dosen ini dapat
melalui berbagai cara diantaranya melalui ”5P” sebagai berikut (1). Program
Short course entrepreneurship (program pelatihan kewirausahaan untuk dosen),
(2) Program seminar/workshop/lokakarya entrepreneurship. (3) program pemagangan
dosen di dunia usaha, (4) program sarasehan dengan mitra usaha/dunia usaha (5)
program pembinaan/pendampingan dosen baru. Dengan program ”5P” yang penulis
gagas ini, diharapkan setiap dosen
(bukan hanya dosen entrepreneurship saja) mampu menunaikan ”5M” yang
penulis usulkan.
- Membentuk Entrepreneurship Center
(baik institusi kampus ataupun berupa organisasi kemahasiswaan).
Patut dicontoh beberapa perguruan tinggi yang telah eksis mengelola
berbagai kegiatan dibidang kewirusahaan mahasiswa seperti Entrepreneur College di UI, Center for
Innovation, Entrepreneurship, and Leadership ITB, Center for Entrepreneurship
Development and Studies Universitas Indonesia (CEDS UI), Community Business and
Entrepreneurship Development (CDED) di STMB Telkom, BSI Entrepreneurship Center
(BEC-BSI) di Bina Sarana Informatika, Community Entrepreneur Program (CEP)
UGM, UKM Center di FEUI, Center for
Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) di Universitas Tri Sakti,
Binus Entrepreneurship Center (BEC) di Binus dll. Hal ini menunjukan bahwa
perguruan tinggi-perguruan tinggi diatas memahami betul tentang pentingnya
entrepreneurship sebagai solusi cerdas mahasiswanya menjadi seorang
entrepreneur muda.
- Kerjamasa dengan Dunia Usaha.
Hal ini penting dilakukan oleh perguruan tinggi dalam rangka tiga
tujuan yakni :
(1) meningkatkan kualitas SDM
dosen dan mahasiswa,
(2) membuka peluang magang usaha bagi dosen dan mahasiswa,
(3) membuka peluang kerjasama usaha khususnya untuk
mahasiswa/alumni. Dengan program kerjasama ini diharapkan mahasiswa terutama
dapat menganalisa dan mengamati bentuk usaha nyata sehingga mempunyai gambaran
ketika kelak berwirausaha.
- Membentuk
Unit Usaha untuk mahasiswa.
Salah satu kesungguhan perguruan tinggi dalam mewujudkan
mahasiswanya untuk menjadi seorang entreprenuer adalah perlu membentuk beberapa
unit usaha yang dikelola oleh mahasiswa, apapun jenis usahanya tentunya harus
sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan institusi kampus. Unit-unit
usaha yang dibentuk ini dapat dijadikan sebagai salah satu pengalaman berharga
bagi mahasiswa sebelum terjun membuka usaha secara mandiri.
- Kerjasama dengan Institusi Keuangan
(perbankan/non perbankan).
Untuk mewujudkan mahasiswa/alumninya sebagai seorang entrepreneur,
perguruan tinggi berkewajiban memberikan kemudahan bagi mahasiswanya dalam
membuka usaha, salah satunya adalah
dengan cara menjadi fasilitator dan mediator antara mahasiswa dengan dunia
keuangan (perbankan/non perbankan) dalam hal kemudahan kredit usaha bagi
mahasiswa. Kerjasama ini dapat menjadi triger bagi mahasiswa untuk menjadi
entreprenuer muda. Tidak sedikit dari mahasiswa berkeinginan untuk berwirusaha
namun terkendala dengan modal (dana). Kerjasama inilah yang harus dilakukan
oleh perguruan tinggi.
- Entrepreneurship Award.
Salah satu pemicu meningkatnya semangat kewirusahaan dari mahasiswa
adalah dilaksanakannya secara rutin perlombaan/kejuaraan kewirausahaan.
Perlombaan kewirausahaan mahasiswa dengan memberikan award bagi mahasiswa juga
dapat menjadi salah satu langkah perguruan tinggi dalam meningkatkan minat wirausaha mahasiswa.
Perlombaan ini dapat berupa bussiness plan atau entrepreneurship expo.
Dari sedikit usulan yang cukup sederhana dan gagasan yang mungkin
tidak baru ini, jika diimplementasikan oleh perguruan tinggi dengan serius dan
sungguh-sungguh maka tidak mustahil akan
banyak lahir entrepreneur-entrepreneur sukses negeri ini yang mampu
meningkatkan ekonomi kerakyatan dan
pergerakan pasar lokal sehingga tercipta peluang pekerjaan bagi generasi
bangsa ini yang pada akhirnya mampu menjadi bangsa mandiri yang tidak banyak
tergantung pada negara asing.
BAB III
PENUTUP
Perguruan tinggi sebagai salah satu mediator dan fasilitator
terdepan dalam membangun generasi muda
bangsa mempunyai kewajiban dalam mengajarkan, mendidik, melatih dan memotivasi
mahasiswanya sehingga menjadi generasi cerdas yang mandiri, kreatif, inovatif
dan mampu menciptakan berbagai peluang pekerjaan (usaha). Untuk itu sebuah
keharusan bagi setiap perguruan tinggi segera merubah arah kebijakan perguruan
tingginya dari high Learning university and Research University menjadi
Entrepreneurial University atau menyeimbangkan kedua arah kebijakan tersebut
sehingga arah kebijakan keduanya tercapai baik yang bersifat high Learning
university and Research University maupun yang bersifat Entrepreneurial
University .
Dengan paradigm change tersebut pada akhirnya akan melahirkan
entrepreneur-entrepreneur muda sukses layaknya ”pahlawan-pahlawan muda” di MIT yang akan mampu membangkitkan bangsa ini
dari berbagai keterpurukan.
Untuk melahirkan
entrepreneur-entrepreneur muda sukses tersebut di perlukan kesungguhan
dan keseriusan dari perguruan tinggi dalam mengemban misi entrepreneurial
campus. Program-program kewirausahaan yang telah digagas dan dijalankan oleh
berbagai perguruan tinggi khususnya di indonesia, patut kiranya dijadikan
sebagai teladan dalam memulai memfokuskan perguruan tinggi dalam melahirkan
entrepreneur-entrepreneur muda sukses. Selain itu tujuh gagasan yang penulis
kemukakan diatas dapat menjadi referensi untuk dipertimbangkan oleh perguruan
tinggi dalam menumbuhkan ”geliat” entrepreneurship di kampus. *Kepala BSI
Career Center (Pusat Persiapan dan Pengembangan Karir Mahasiswa/Alumni BSI)
DAFTAR PUSTAKA
Ø Www.Materi Seminar Entrepreneurship berjudul ”Ten Commandement To
Creating Your ./di akses tgl 20 juni 2012
Ø Business”, Disampaikan di kampus-kampus BSI, Agustus 2008. Kuswara
Heri, Artikel berjudul "Strategi Sukses menjadi Wirausaha Muda”, terbit
pada Majalah Entrepreneur Kampus BSI yaitu. BEN (BSI Entrepreneur News) Vol.04.
No.02/2011
Ø Warasasmita Yuyun, Msc, Dr Prof. Artikel Berjudul “Peran Alumni Dan
Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Di Semua Sektor Menuju
“Entrepreneurial Economy” terdapat pada situs :http://www.unive di akses tgl 20
juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar