Sabtu, 16 Juni 2012

bahasa indonesia


A. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT
Penggunaan kata-kata dialek yang belum diakaji kebenrannya tidak dibenarkan. Penggunaan kata-kata gimana, ngapain, kenapa, entar, kasih, bikin, dan yang semacam itu termasuk tidak baik. Padanan kata-kata itu yang dianggap baik adalah bagaimana. mengapa, nanti, memberi, membuat.

Sebagian kata yang baku dapat dilihat dalam daftar berikut:
Kata Baku
Februari, formal, pertanggungjawaban, November, persen, pikir.

Kata Tidak Baku
Pebruari, formil, pertanggungan jawab, Nopember, prosen, fikir.

B.KATA YANG LAZIM
Pilihlah kata yang lazim memakai istilah dalam bahasa Indonesia.
Misalnya:
masukan bukan input

Suku cadang bukan sparepart
Peringkat bukan rangking

dampak bukan impact
C.KATA YANG CERMAT
Kata memohon, meminta, menugasi, memerintahkan, menganjurkan dan menyarankan merupakan kata-kata yang mempunyai arti yang sama. Penulis surat dinas hendaknya dapat memilih kata tersebut dengan tepat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dalam Surat.
Penggunaan sapaan Bapak, Ibu, Saudara, dan Ananda hendaknya tepat Pula sesuai dengan kedudukan orang yang dikirimi Surat tersebut. Apakah penerima Surat lebih tinggi pangkat atau kedudukannya, ataukah sederajat dengan pengirim Surat.

D.UNGKAPAN IDEOMATIK
Unsur-Unsur dalam ungkapan idiomatik sudah tetap dan senyawa. Unsur-­unsur itu tidak boleh ditambah, dikurangi, atau dipertukarkan.
Yang termasuk Ungkapan idiomatik antara lain:
sesuai dengan
bertemu dengan
terbuat dari
luput dari

E.UNGKAPAN YANG BERSINONIM
Ungkapan-ungkapan yang bersinonim atau berarti sama sebaiknya tidak digunakan sekaligus.
Contoh:
sejak dan dari (tidak digunakan segaligus)adalah dan merupakan (tidak digunakan sekaligus) http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/bahasa-surat/

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan surat-menyurat dinas desa merupakan salah satu bentuk kegiatan kedinasan yang tidak bisa di anggap remeh. Kegiatan membuat surat dinas ini lazimnya menjadi tugas seorang sekretaris desa. Tapi kenyataan di desa-desa tertentu, dengan adanya suatu alasan tertentu pula, tidak menutup kemungkinan kegiatan penulisan surat ini dikerjakan sendiri oleh seorang kepala desa atau perangkat desa yang lain.
Bermacam-macam surat yang dibuat aparat pelaksana administrasi desa tentu saja merupakan jenis-jenis surat kedinasan yang bersifat resmi. Untuk itu sudah sewajarnya jika aturan atau kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi syarat mutlak bagi setiap penulisan salah satu dari jenis surat yang telah disebutkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah dalam kegiatan surat menyurat di dinas pemerintahan desa sudah menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar?
  2. Kesalahan-kesalahan apa yang sering ditemukan dalam kegiatan surat menyurat dalam pemerintah desa?
  3. Bagaimana sistem atau aturan yang digunakan dalam kegiatan surat menyurat yang diadakan didnas pemerintahan desa?
  4. Apa perbedaan antara surat keluar untuk instansi lain dengan surat keluar untuk masyarakat?

1.3 TUJUAN PENULISAN
  1. Untuk mengetahui penerapan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kegiatan surat menyurat di dinas pemerintahan desa.
  2. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa yang sering ditemukan dalam surat menyurat.
  3. Untuk mengetahui bagaimana sistem atau aturan yang digunakan dinas pemerintahan desa.
  4. Untuk mengetahui apa perbedaan antara surat keluar untuk instansi lain dengan surat keluar untuk masyarakat.
1.4 METODE PENULISAN
Makalah ini disusun dengan metode deduktif induktif yaitu ditulis berdasarkan hasil studi pustaka dan penelitian lapangan. Dengan harapan bisa memperoleh gambaran lebih detail dan rinci terhadap objek penelitian, dan difokuskan pada penggalian data-data kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DASAR TEORI
Surat resmi adalah surat yang dikeluarkan oleh instansi-instansi tertentu. Syarat-syarat surat yang baik sebagai berikut:
1. Surat harus disusun dengan teknik penyusunan surat yang benar,yaitu:
Penyusunan letak bagian-bagian surat (bentuk) yang tepat sesuai dengan aturan atau pedoman yang telah ditentukan
Pengetikan yang betul, jelas, bersih dan rapi
Pemakaian kertas yang sesuai dengan:
Ukuran : kuarto berukuran 21x29 cm
Jenis : HVS untuk lembar asli dan kertas tembus (doorslag) untuk tembusan
Warna : putih HVS untuk lembar asli, kuning kerts tembus untuk perbal, biru muda kertas untuk tembusan intern, dan merah muda HVS untuk surat rahasia.
2. Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas dan eksplisit. Hal itu menguntungkan kedua pihak, yaitu:
Penerima dapat memahami isinya dengan tepat dan tidak ragu-ragu
Pengirim memperoleh jawaban secara cepat apa yang dikehendakinya
3. Bahasa yang digunakan harus benar atau baku sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik tentang ejaan, pemilihan kata, bentuk kata, maupun kalimat.
4. Bahasa surat haruslah efektif. Untuk itu bahasa surat haruslah logis, wajar, hemat, cermat, sopan dan menarik. Sedapat mungkin dihindari pemakaian kata-kata asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Juga harus dihindari gaya yang kedaerah-daerahan.
5. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah:
Ø Memahami kedudukan masalah yang dikemukakan.
Ø Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah itu.
Ø Mengetahui posisi dan bidang tugasnya.
Ø Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ketatausahaan.
Bahasa efektif
Bahasa efektif ialah bahasa yang secara tepat dapat mencapai sasarannya. Bahasa efektif dapat dikenali dari pemakaian bahasa yang:
1. Sederhana
Sederhana berarti bersahaja, lugas, mudah, tidak berbelit-belit, baik tentang pmakaian kata-katanya maupun kalimatnya. Untuk itu hendaklah dipakai kata-kata yang biasa dan lazim
2. Ringkas
Kalimat yang ringkas umumnya lebih tegas dan mudah dipahami sedangkan kalimat yang panjang biasanya lemah dan kabur serta tidak cepat dipahami maksunya.
3. Jelas
Jelas berarti tidak samar-samar, tidak meragukan, tidak mendua makna atau tidak menimbulkan salah paham.
4. Sopan
Dalam surat-surat resmi bahasa sopan itu dapat dicapai dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Kalimat bervariasi
b. Menggunakan kata-kata yang sopan atau halus
c. Menggunakan kata sapaan atau kata ganti
d. Menggunakan kata-kata resmi (bukan kata sehari-hari)
5. Menarik
Menarik berarti dapat membangkitkan perhatian, tidak membosankn dan dapat mengesankan pada angan-angan pembaca. Dalam surat menyurat resmi untuk menarik perhatian dapat digunakan
a. Kalimat bervariasi
b. Paragraph induktif
c. Gaya bahasa
Definisi Surat
· Ditinjau dari wujudnya
Surat adalah kertas bertulis yang memuat bahan komunikasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain, baik atas nama pribadi maupun kedudukannya dlam organisasi/instansi.
· Ditinjau dari fungsinya
Surat adalah alat komunikasi dalam jarak relatif jauh dalam bentuk bahasa tulis.
Bagian-Bagian Surat:
  1. Kepala surat atau kop surat
  2. Tanggal surat
  3. Nomor surat
  4. Lampiran
  5. Hal atau perihal
  6. Alamat yang dituju
  7. Salam pembuka
  8. Tubuh surat, meliputi pembuka surat,isi surat dan penutup surat
  9. Salam penutup
  10. Nama perusahaan atau organisasi
  11. Tanda tangan dan nama terang penanggung jawab surat
  12. Tembusan atau tindasan
  13. Inisial
  14. Stempel perusahaan atau organisasi
Macam-Macam Bentuk Surat:
  1. Bentuk lurus penuh (full block style)
  2. Bentuk lurus (block style)
  3. Bentuk setengah lurus (semi block style)
  4. Bentuk indented
  5. Bentuk official
  6. Bentuk paragraf menggantung
2.2 PENYAJIAN DATA
2.2.1 Penerapan Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di dua kelurahan di Kota Malang yaitu Kelurahan Blimbing dan Kelurahan Ketawanggede penulis memperoleh informasi bahwa penerapan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar telah diterapkan dalam pembuatan surat menyurat kedinasan.
Penggunaan bahasa, susunan surat dan bentuk surat sudah ditetapkan dari pusat atau sudah sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota. Pihak kelurahan tidak memiliki kewenangan untuk merubah format dan bahasa yang digunakan.
2.2.2 Kesalahan-Kesalahan yang Ditemukan Dalam Kegiatan Surat Menyurat
Menurut para pelaksana administrasi pemerintahan desa tidak terjadi kesalahan pada penulisan surat menyurat di dinas pemerintahan tersebut namun ada beberapa kesalahan yang memang sedikit sepele namun tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.2.3 Sistem dan Aturan yang Digunakan Dinas Pemerintah Desa
Pada dasarnya setiap Dinas Kelurahan di Kabupaten Malang masih menggunakan pedoman surat-menyurat yang ditentukan Pemkot dalam setiap mengadakan korespondensi baik kepada masyarakat atau instansi lainnya. Mereka hanya menggunakan juklak (petunjuk pelaksana), sebagai pedoman dalam penulisan surat menyurat sehari-hari.
Dalam hal ini kami mengambil dua contoh Kelurahan di Kotamadya Malang yaitu Kelurahan Blimbing dan Kelurahan Ketawanggede. Secara umum naskah kedinasan di tingkat desa tersebut dapat dibedakan dua jenis. Pertama, naskah dinas dalam bentuk himbauan dan kedua, naskah dinas dalam bentuk surat.
Naskah dinas yang berbentuk himbauan meliputi semua kebijakan yang dibuat untuk mengatur segala urusan pemerintahan yang meliputi antara lain keputusan Kepala Desa atau Kelurahan dan instruksi Kepala Desa atau Kelurahan. Naskah dinas dalam bentuk surat pada dasarnya menyangkut semua surat-menyurat dinas yang dibuat oleh Pemerintah ditimgkat Desa atau Kelurahan.
2.2.4 Perbedaan Antara Surat Dinas Resmi dengan Surat untuk Masyarakat
Secara umum naskah kedinasan di dua kelurahan tersebut memiliki dua jenis naskah dinas yaitu naskah dinas dalam bentuk peraturan perundang-undangan meliputi semua bentuk keputusan atau ketetapan pemerintah desa berkaitan dengan kebijakan yang dibuat untuk mengatur segala urusan pemerintahan.
Berikutnya yaitu naskah dinas dalam bentuk surat yang menyangkut semua surat-surat dinas meliputi, surat edaran, surat keterangan, surat pengantar dan surat perjanjian.
Pada setiap harinya, kebanyakan selalu ada saja penduduk desa yang mendatangi balai desa untuk meminta surat tertentu. Dari sekian banyak jenis surat dinas tersebut surat paling sering di minta penduduk adalah surat pengantar dan surat keterangan.
Semua naskah dinas yang dibuat di tingkat desa pada umumnya dibuat oleh sekretaris desa, kemudian ditandatangani oleh kepala desa. Namun dalam keadaan tertentu, misalnya karena kepala desa sedang berhalangan, sekretaris desa juga diberi wewenang untuk melakukan penandatanganan atas nama kepala desa atau kelurahan, tentu atas ijin kepala desa yang bersangkutan.


2.3 ANALISIS DATA
Fungsi bahasa yang paling utama adalah untuk menyampaikan maksud seseorang kepada orang lain. Berdasarkan sudut pandang tersebut jika maksud yang hendak disampaikan seseorang sudah bisa ditangkap oleh orang lain, berarti orang tersebut telah menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Tetapi mengingat situasi berbahasa itu bermacam-macam, tidak selamanya kondisi penggunaan bahasa yang sudah dianggap benar tersebut adalah baik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh setiap pemakai bahasa Indonesia supaya bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baik dan benar. Syarat-syarat penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar yakni meliputi, pemahaman sebaik-baiknya mengenai kaidah bahasa Indonesia, dan memahami benar situasi bahasa yang digunakan.
Beberapa aturan yang lain yaitu mengatur bagaimana cara menulis huruf kapital, tata cara pemisahan suku kata, penulisan partikel dan kata depan, serta berbagai aturan lainnya. Pada situasi bahasa tertentu penerapan aturan-aturan tertentu berkaitan dengan pemakaian bahasa memang mutlak diperlukan. Misalnya pada aktivitas surat-menyurat dinas pemerintahan desa, penerapan aturan-aturan penulisan memang sudah ditetapkan oleh pemerintah kota, baik itu penulisan ejaan maupun sistematika penulisannya.
Apabila kaidah-kaidah bahasa tersebut dilanggar, maka dapat dikatakan telah terjadi kesalahan pada praktik penggunaan bahasa yang berkaitan dengan kegiatan penulisan surat di dinas pemerintahan desa.
Adapun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan surat menyurat meliputi:
1. Kesalahan penulisan huruf kapital
Pada praktik pembuatan surat dinas desa, kesalahan penulisan huruf kapital atau huruf besar sering ditemukan menjadi salah satu bentuk kesalahan yang dilakukan oleh sekretaris desa. Berkaitan dengan huruf kapital ini ada dua kesalahan umum yang ditemukan, yaitu pertama, tidak digunakannya huruf kapital, dan kedua, digunakannya huruf kapital yang seharusnya tidak dipergunakan.
2. Kesalahan penulisan kata depan
Pada aturan bahasa Indonesia yang baku telah dijelaskan bahwa kata depan di, ke, dan dari, ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti “kepada” dan “daripada” (Santoso, 1990:170).
Terkadang banyak orang yang kesulitan dalam membedakan mana yang termasuk kata depan dan mana yang bukan. Kesalahan penulisan kata depan masih sering dijumpai dalam berbagai praktik penulisan. Pada kegiatan penulisan surat dinas desa, kesalahan serupa juga banyak dilakukan oleh para pembuat surat
Pada arsip-arsip surat desa yang kami teliti, hanya beberapa surat yang melakukan kesalahan penulisan kata depan yang benar, artinya, masih ada beberapa sekretaris desa yang masih kurang memahami kaidah penulisan kata depan yang benar. Dalam berbagai kasus, mereka banyak menyamakan antara di dan ke yang merupakan kata depan dan di dan ke yang merupakan afiks.
3. Kesalahan penulisan atau pemilihan kata
Pada proses pembuatan surat dinas, penulisan atau pemilihan kata yang benar dan tepat ternyata juga menjadi persoalan bagi para sekretaris desa. Adakalanya seorang sekretaris desa menuliskan sebuah kata dengan ejaan atau huruf yang keliru.
Di sisi lain, banyak pula ditemukan kasus pemilihan kata yang sebenarnya kurang cocok dengan topik yang sedang ditulisnya. Misalnya, kata “beserta” ditulis “berserta”. Secara umum, kesalahan yang sering dilakukan berkaitan dengan masalah kata adalah kesalahan penulisan kata berkaitan dengan masalah imbuhan, kesalahan penulisan ejaan kata-kata tertentu, dan kesalahan pemilihan kata.
Penulisan atau pemilihan kata yang tepat sangat penting dalam penyusunan sebuah kalimat, artinya, kesalahan akibat penulisan atau pemilihan kata yang dilakukan dapat berakibat pada kesalahan kalimat yang sedang akan disusun. Seringkali kata digunakan secara tidak tepat dalam membentuk sebuah kalimat.
Ketidaktepatan penggunaan kata tersebut bisa disebabkan karena artinya yang kurang cocok, menjadi permasalahan ketika digabungkan dengan kata lain dalam sebuah satuan yang lebih kompleks, atau karena terjadi kesalahan dalam penulisannya.
4. Kesalahan penyusunan kalimat
Selain karena faktor kesalahan kata, kesalahan sebuah kalimat juga bisa disebabkan karena persoalan penyusunan. Menurut penyelidikan susunan kata dalam bahasa Indonesia yang berupa kata majemuk, maupun berupa kalimat ternyata berdasarkan segala sesuatu yang menerangkan (M) selalu diletakkan di belakang yang diterangkan (D).
Atas dasar ketentuan-ketentuan itu, maka apabila terjadi susunan kata dalam suatu kalimat tidak sesuai atau menyimpang dengan ketentuan tersebut, berarti kalimat itu salah. Pada praktik penulisan surat dinas desa sering ditemukan
pelanggaran terhadap aturan penyusunan kalimat seperti yang telah dijabarkan
tersebut.
Dalam penelitian yang kami lakukan di dua contoh Kelurahan di Kotamadya Malang yaitu Kelurahan Blimbing dan Kelurahan Ketawanggede. Secara umum naskah kedinasan di tingkat desa tersebut dapat dibedakan dua jenis. Pertama, naskah dinas dalam bentuk himbauan atau peraturan dan kedua, naskah dinas dalam bentuk surat.
Naskah dinas yang berbentuk himbauan meliputi semua kebijakan yang dibuat untuk mengatur segala urusan pemerintahan yang meliputi antara lain keputusan Kepala Desa atau Kelurahan dan instruksi Kepala Desa atau Kelurahan. Naskah dinas dalam bentuk surat pada dasarnya menyangkut semua surat-menyurat dinas yang dibuat oleh Pemerintah ditimgkat Desa atau Kelurahan.
Naskah dinas dalam bentuk surat, pada dasarnya menyangkut semua surat menyurat dinas yang dibuat oleh pemerintah desa atau kelurahan. Berbagai jenis surat dinas yang pembuatannya kerap menjadi tugas pemerintah desa, dapat dikategorikan menjadi berbagai jenis, antara lain surat biasa, surat edaran, surat keterangan, surat pengantar, surat perintah, surat ijin, surat perjanjian, surat undangan, surat panggilan, dan surat kuasa.
Surat-surat yang bisa ditandatangani sekretaris desa untuk mewakili kepala desa atau kelurahan, antara lain surat biasa, surat edaran, surat keterangan, surat perintah, surat pengantar, surat undangan, surat panggilan, surat ijin, surat kuasa, dan lain-lain. Tetapi untuk surat-surat semacam keputusan dan perundang-undangan, selama ada yang menjabat sebagai kepala desa atau kelurahan, hendaknya harus ditandatangani sendiri.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Secara umum penelitian yang kami lakukan di dua Kelurahan di kota Malang, yaitu Kelurahan Ketawanggede dan Kelurahan Blimbing menunjukkan bahwa mereka menganggap tidak memiliki kesalahan. Padahal, setelah kami analisis masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan para pelakana administrasi desa yang dalam penerapan kaidah bahasa Indonesia masih jauh dari kesempurnaan. Tidak satupun pelaksana administrasi desa yang tidak melakukan kesalahan penulisan surat dalam ukuran kualitas dan kuantitas tertentu karena mereka hanya berpedoman pada juklak (Petunjuk Pelaksana).
3.2 SARAN
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan surat menyurat yang sering terjadi di pemerintahan desa maka para pelaksana administrasi desa diberikan pelatihan mengenai seluk beluk korespondensi yang baik dan benar. Selain itu pengangkatan pelaksana administrasi desa harus sesuai dengan kualitas dan keahlian yang dibutuhkan instansi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
· Sumardi.1997. Korespondensi Niaga Bahasa Indonesia. Malang.
· Soedjito, Solchan TW. 1997. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Malang.
· Kesulitan Surat Menyurat. Diakses tanggal 18 November 2007, dari www.journal-unair.ac.id
· Widagdho, Djoko. 1994. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “QUANTUM LEARNING”

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian QUANTUM LEARNING atau yang lebih khususnya membahas penerapan quantum learning, karakteristik sertas perspektif quantum leraning dalam islam Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang quantum learning.

Kami menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Mataram 22 Mei 2011



Penyusun


Contoh Kata Pengatar Makalah 2




Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga
Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
Makalah ini.




Contoh Kata Pengantar
Makalah 3


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “CITRA GURU PROFESIONAL ”

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Citra Guru Profesional atau yang lebih khususnya membahas Membahas pengertian citra guru yang profesional, faktor-faktor yang mempengaruhi citra guru, serta identifikasi dan contoh citra guru.

Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Citra Guru Profesional.
Kami menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Mataram 08 November, 2010

                               
                                Penyusun






Contoh Kata Pengantar
Makalah 4 (Yang Memiliki Ucapan Terimakasih)


Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga Penyusunan
Makalah  ini telah dapat diselesaikan.

Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk Mengikuti Ulangan Semester guna untuk mendapatkan nilai yang baik di mata pelajaran Biologi di SMP Negeri Maronge Sumbawa  Nusa Tenggara Barat

Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
  1. Bapak aadesanjaya.blogspot.com Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri Maronge Sumbawa  NTB serta segenap jajarannya yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materil selama mengikuti pendidikan di SMP Negeri  Maronge Sumbawa  NTB
  2. Ibu aadesanjaya.blogspot.com selaku Wali Kelas X SMP Negeri Maronge Sumbawa  NTB
  3. Bapak aadesanjaya.blogspot.com selaku Guru Mata Pelajaran yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan Makalah ini
  4. Rekan-rekan semua di Kelas XI SMP Negeri  Maronge Sumbawa  NTB
  5. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan Makalah ini

Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari
Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Maronge 2011


Penulis







Contoh Kata Pengantar Skripsi

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian yang berjudul “Identifikasi Tingkat Keterampilan Bermain Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas IX aadesanjaya.blogspot.com ahun Pelajaran 2010/2011” ini dapat diselesaikan.

Skripsi  ini disusun dalam rangka penulisan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Olahraga dan Kesehatan pada  Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram.

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada yang terhormat  :
  1. Bapak  aadesanjaya.blogspot.com, SH.MS selaku rektor 
  2. Bapak Prof. aadesanjaya.blogspot.com, selaku Dekan
  3. Bapak aadesanjaya.blogspot.com selaku Dosen pembimbing I
  4. Bapak aadesanjaya.blogspot.com M.Pd selaku Dosen pembimbing II
  5. Bapak Kepala SMP aadesanjaya.blogspot.com
  6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini,          yang telah memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses penyelesaian    skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan yang telah diberikan.


Mataram,         2011




Penulis   












BAB VIII
SURAT DINAS
1.BahasaSuratDinas
a.Pemilihankata
b.PenerapanEjaan
c.PenyusunanKalimat
d.PenyusunanParagraf
2.Format SuratDinas


BahasadalamSuratDinas
Yang harusdiperhatikandalamsuratdinas:
1.Pemilihankata:
a.Katabaku

Misalnya:
Masukan, sukucadang, usahapatungan, lentur, pantau, peringkat, lokakarya.
Bukan
Input, sparepart, joint venture, monitor, ranking, workshop.
b.Katayang cermat

Misalnya:
Bapak, Saudara, Ibu
memohon, memerintahkan, meminta, menugasi, menganjurkan, danmenyarankan.
c.Ungkapanidiomatik

Misalnya:
sesuaidengan, berbicaratentang, disebabkanolehd.UngkapanpenghubungMisalnya:Baik…maupun….(bukanbaik…ataupun…) Antara…dan…(bukanantara…dengan…)e.Ungkapanyang bersinonimMisalnya:Mulaisejak, agar supaya(salah)
f.Kata-katayang miripMisalnya: tiap-tiap(harusdiikutiKB) misalnya(tidakdiikutiKB) sesuatu(tidakdiikutiKB) suatu(diikutiKB)2.PenerapanEjaan

3.PenyusunanKalimat

Misalnya:
Bersamaini…. (harusdilengkapilampiran)
Atasperhatiannya…. (salah, -nyamenunjukorangketiga, pembacasuratadalahorangkedua)
Demikianharapmaklum(salah, kalimatinitidaklengkap)
4.PenyusunanParagraf

Satuparagrafberisisatuidepok
Format Surat
Yang dimaksuddenganformat suratdinasadalahtataletakatauposisibagian-bagiansuratdinas. Yang termasukdidalamnyaadalahpenempatantanggal, nomor, salampembuka, salampenutup, tembusan, danlain-lain. ok.
Jenis-jenisformat suratyang dilazimkanolehPusatpembinaandanPengembanganBahasa:
1.Format luruspenuh
2.Format lurus
3.Format setengahlurusa
4.Format setengahlurusb
5.Format takuk/format bergerigi(jarangdigunakan)
6.Format paragrafmenggantung(jarangdigunakan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar