BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
DNA adalah molekul yang terdapat pada
semua mahluk hidup. Molekul ini sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata. Tetapi DNA dapat diekstrak dari ribuan sel sehingga DNA
dapat terlihat karena jumlahnya yang sangat banyak. Tahapan dalam
ekstraksi DNA adalah pemecahan sel, keluarnya DNA dari nukleus dan
pengendapan/presipitasi DNA. Ekstraksi DNA memiliki banyak aplikasi praktis,
diantaranya adalah untuk tujuan pemuliaan, evolusi, sitematik, konservasi, dll.
Dalam ekstraksi DNA tumbuhan, metode ekstraksi yang sering digunakan adalah
berdasarkan Doyle dan Doyle 91989).
Ilmu genetika modern jejak akarnya ke
Johann Gregor Mendel, seorang biarawan Jerman-CekoAugustinus dan ilmuwan yang
mempelajari sifat warisan dalam tanaman. Dalam makalahnya "Versucheüber
Pflanzenhybriden" ("Percobaan pada Tanaman Hibridisasi"),
disajikan pada tahun 1865ke''''Naturforschender Verein (Masyarakat untuk
Penelitian di Alam) di Brunn, Mendel menelusuri polawarisan sifat tertentu pada
tanaman kacang dan menggambarkan mereka secara matematis. Meskipunpola
pewarisan hanya bisa diamati untuk beberapa sifat, karya Mendel menunjukkan
bahwa faktorketurunan itu partikulat, bukan diperoleh, dan bahwa pola-pola
warisan banyak sifat dapat dijelaskanmelalui aturan-aturan sederhana dan rasio
1.2 Tujuan
·
Dapat mengetahui devinisi dari
hibridisasi DNA
·
Dapat mengetahui proses terjadinya
hibridisasi DNA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hibridisasi DNA untuk
mengidentifikasi molekul DNA yang spesifik
DNA
yang telah terdenaturasi memiliki kapasitas untuk bergabung kembali (untuk
membentuk kembali pasngan basa di antara utas komplementer). Hal ini menyebabkan terjadinya pembentukan
molekul hybrid saat homolog, DNA yang terdenaturasi dari dua sumber yang
berbeda bercampur satu sama lain dalam kondisi yang sesuai kekuatan ion dan
temperaturnya. Proses perpasangan basa
antara polinukleotida utas tunggal yang komplementer disebut hibridisasi.
Banyak
teknik yang tergantung pada ke-khas-an hibridisasi antara dua molekul DNA dari
sekuens yang komplementer. Sebagai
contoh, hibridisasi merupakan dasar untuk mendeteksi sekuens spesifik dalam
campuran asam nukleat yang kompleks. Dalam
hal ini, satu molekul adalah ‘probe’ dari sekuens tertentu (dapat berupa sekuens
yang dimurnikan atau molekul DNA yang disintesis secara kimia. Probe digunakan untuk mencari molekul yang
memiliki sekuens komplementer dalam campuran DNA. DNA probe harus dilabel, sehingga dapat
dengan mudah diketahui lokasinya saat telah menemukan sekuens targetnya. Campuran yang telah ter=probe dipisahkan
berdasarkan ukuran pada gel atau didistribusikan sebagai perpustakaan klon
(library of clones) Gambar 6.
Misalnya
genom yeast dipotong dengan enzim EcoRI dan peneliti ingin mengetahui ukuran
fragmen DNA yang mengandung gen yang diinginkan. Saat diwarnai dengan etidium bromida, ribuan
fragmen DNA yang dihasilkan dari pemotongan genom yeast dengan enzim restriksi
berjumlah terlalu banyak sehingga tidak dapat dipisahkan menjadi ‘band’ DNA
yang terpisah. Mereka tampak
‘smear’. Teknik yang dianamakan Southern
blot hybridization akan mengidentifikasi ukuran dari fragmen tertentu di antara
smear DNA. Gel edirendam dalam larutan
alkamli untuk mendenaturasikan double heliks.
Fragmen ini kemudian ditransfer dari gel ke membrane yang bermuatan
positif tempat DNA akan terikat. Setelah
DNA tertransfer pada membran, membran diinkubasi dengan probe yang mengandung
sekuens DNA komplementer dengan sekuens yang diinginkan. ‘Probing’ dilakukan dalam kondisi konsentrasi
garam dan temperature dekat dengan kondisi denaturasi dan reanturasi asam
nukleat. Dalam kondisi ini DNA probe
akan berhibridisasi dengan kuat hanya dengan komplementer yang tepat.
Media
film atau media yang sensitif terhadap cahaya atau elektron yang dikeluarkan
oleh DNA yang dilabel dapat mendeteksi lokasi probe berhibridisasi. Saat X-ray
film diekspos ke filter dan di-develop, maka akan menghasilkan autoradiogram
dengan pola terekspos sama dengan lokasi hybrid .
Kloning DNA
Kemampuan
molekul DNA membentuk rekombinan dan menjaganya dalam sel disebut kloning
DNA. Proses ini melibatkan vektor yang
menjadi sarana DNA untuk memperbanyak klon DNA dalam sel dan ‘insert DNA’ yang
disisipkan di dalam vector. Kunci untuk
menghasilkan molekul DNa rekombinan adalah enzim restriksi yang memotong DNA
pada tempat spesifik dan enzim lain yang yang menyambung DNA yang terpotong
dengan DNA lain. Dengan menghasilkan
molekul DNA rekombinan yang dapat diperbanyak pada organisme inang, fragmen DNA
tertentu dapat dimurnikan dan diamplifikasi untuk menghasilkan produk dalam
jumlah besar.
Vektor
DNA memiliki tiga karakteristik yaitu:
1. Mengandung asal replikasi (origin of
replication) yang memungkinkan DNA bereplikasi secara independen/bebas dari
kromosom inang.
2. Mengandung marker selektif yang
menyebabkab sel yang membawa vector (termasuk DNA yang dibawa) dapat
diidentifikasi
3. Memiliki situs yang unik/khas untuk satu
atau lebih enzim restriksi. Hal ini
menyebabkan fragmen DNA dapat disisipkan pada tempat tertentu dalam vector sehingga penyisipan tidak mengganggu kedua
fungsi lainnya.
Vektor
yang paling umum berukuran kecil (kira-kira 3 kb) merupakan molekul DNA
sirkular disebut plasmid. Molekul ini
biasanya ditemukan pada banyak bakteri.
Pada banyak kasus, DNA plasmid membawa gen resistensi terhadap
antibiotika.Memasukkan fragmen DNA ke dalam vector pada dasarnya merupakan
proses yang mudah. Misalnya plasmid
memiliki situs pengenalan untuk EcoRI, maka vector disiapkan dengan memotongnya
dengan Eco RI. Potongan DNA yang akan
diklon kemudian disambungkan dengan bantuan DNA ligase.
Transformasi
merupakan proses dimana organisme inang mengambil DNA dari lingkungan. Beberapa bakteri, tetapi bukan E. coli dapat
mengambil DNA secara alami dan dikatakan memiliki kompetensi genetik. E. coli dapat bersifat kompeten mengambil DNA
melalui perlakuan dengan ion kalsium.
Antibiotika kemudian ditambahkan dalam medium untuk menyeleksi
pertumbuhan sel yang mengambil DNA plasmid – sell ini disebut transforman. Sel
yang membawa plasmid akan dapat tumbuh pada medium.
3.2 Hibridisasi digunakan untuk
mengidentifikasi klon spesifik dari sebuah library
Identifikasi
fragmen dari sebuah gen di antara klon-kon dapat dilakukan dengan menggunakan
DNA probe yang urutan DNAnya sesuai dengan sebagian dari urutan DNA gen yang
diinginkan. Proses penggunaan probe
dengan DNA yang dilabel digunakan untuk melakukan screening terhadap library
disebut colony hybridization.
DNA
library akan memiliki ribuan insert yang berbeda dan masing-masing terdapat
dalam vektot umum. Setelah transformasi
ke dalam bakteri khusus yang cocok sebagai inang, sel ditumbuhkan dalam cawan
petri dalam media agar. Tiap sel akan
tumbuh menjadi koloni dan tiap sel dalam koloni mengandung vector yang sama dan
insert dari library,membrane filter dengan positive charge digunakan untuk
probing. Membran ditekan di atas koloni
dan cetakan koloni aakan berada pada membrane.
Selanjutnya dilakukan probing terhadap filter. Filter yang mengandung sel diberi perlakuan
yang memecah sel dan mengeluarkan DNA yang kemudian terikat pada filter pada
lokasi yang sama dengan sel. Filter
selajutnya diinkubasi dengan probe.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 Contoh Keberhasilan Hibridisasi
pada Tumbuhan
Setiap
individu memiliki variasi dalam sifat-sifatkecepatan pertumbuhanpembungaan dan
kemampuan reproduksiresistensi kualitas dan bentuk batang, dllDalam perkawinan
silang antara induk jantan dan induk betina, akan terjadi penggabungan sifat
antara keduanya.Penelitian reproduksi biologi tanaman hutan saat ini telah
mencapai tingkatan di mana penyerbukan terkendali dan seleksi sifat-sifat
unggul dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas spesies.Perkembangan
teknik persilangan yang efektif, karena itu sangat ditentukan oleh pengetahuan
mengenai sistem breeding dari spesies dimaksud. Penyerbukan silang buatan
dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk
jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki
gabungan dari sifat-sifat baik tersebut.Alasan lain dilakukannya penyerbukan
silang buatan : Tanaman berkelamin satu (unisexualis) atau berumah dua
(dioecious)Tanaman bersifat dikogami atau herkogamiSerbuk sari sterilSelfing
terus menerus akan mengakibatkan degenerasiAdanya mekanisme self incompatible.
Teknik
Penyerbukan Silang Buatan
1.
Persiapan – Pengamatan bunga : pembungaan, benang sari, putik. Mengumpulkan
informasi mengenai : asal usul dan sifat tanaman, waktu penyerbukan yang baik
Pemilihan induk jantan dan betinaPemilihan bunga-bunga yang akan disilangkan.
2.
Isolasi kuncup terpilih
3.
Kastrasi/emaskulasi
Membuang
semua benang sari dari sebuah kuncup bunga yang akan dijadikan induk betina
dalam penyerbukan silang
Dimaksudkan
untuk menghindarkan penyerbukan sendiriDilakukan sebelum bunga mekar (putik dan
benang sari belum masak)
4.
Pengumpulan dan penyimpanan serbuk sari.Hal-hal yang harus diperhatikan :Serbuk
sari tidak dapat disimpan terlalu lama pada kelembaban relatif tinggi, Makin
tua umur serbuk sari, makin rendah kemampuan kecambahnya untuk membentuk tabung
serbuk sari, Serbuk sari membutuhkan penyimpanan dengan kelembaban rendah
(10-50%) dan suhu rendah (2-8ºC). Biasanya serbuk sari disimpan dalam
desiccator yang diisi CaCl2 atau H2SO4 dengan konsentrasi tertentu.
5.
Melakukan penyerbukan silang. Pada bunga hermafrodit, kastrasi harus
dilakukan.Pada tanaman yang hanya menghasilkan bunga betina (femineus), putik
dapat langsung diserbuki (tanpa kastrasi terlebih dahulu) saat bunga
mekar.Waktu terbaik untuk melakukan penyerbukan adalah pada saat tanaman
berbunga lebat.Suhu yang baik untuk melakukan penyerbukan adalah 20-25
ºC.Hindarkan kompetisi nutrisi antar putik yang diserbuki (Dalam satu cabang,
sebaiknya jumlah putik yang diserbuki tidak terlalu banyak).Kepala putik harus
sudah mencapai masa reseptif, dan serbuk sari sudah benar-benar masak.Materi
Penyerbukan dan Pembuahan pada Bunga ini merupakan materi yang patut
diperhatikan dan dipelajari dikarenakan tanpa penyerbukan dan pembuahan tidak
akan ada regenerasi dari suatu makhluk hidup (Zulfikar, 2009).
Dari
hasil pengamatan, polen (tepung sari) dari bunga jantan biasanya mulai
”terlepas” dan siap untuk digunakan sekitar pukul 9 hingga pukul 11. Bila
terlalu pagi, polen masih menempel pada kepala sari dan akan sulit untuk
melakukan polinasi. Sementara itu kepala putik juga mulai siap untuk diserbuki
sejak pukul 8 pagi hingga siang hari.Kepala putik yang belum diserbuki dapat
bertahan hingga 2 –3 hari sebelum akhirnya mulai layu dan kering (Hartati dan
Sudarmio, 2007).
Kastrasi
memberikan beberapa keuntungan antaralain. Merangsang pertumbuhan vegetative
dan menghemat penggunaan pertumbuhan vegetative dan menghemat musim kering
panjang, tanaman menjadi bersih sehingga terhindar dari serangan hama,kastrasi
yang diikuti dengan penyerbukan bantuan (assisted pollination) pada panen
pertama akan menghasilkan tandan yang sempurna dan lebih berat sekaligus
meingkatkan kapasitas panen (Sunarko, 2007).Kastrasi adalah proses membuka
mahkota bunga dan membuang serbuk sarinya sebelum terjadi penyerbukan sendiri.
Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan Malai yang baik untuk disilangkan
adalah yang berumur 15 hari setelah inisiasi pembungaan atau sudah ada bunga
yang mekar antara 5-10 bunga.Kastrasi dilakukan dua tahap.Tahap pertama yaitu
pembuangan bunga mekar. Pada tetua betina dipilih malai bunga yang tumbuh
normal, sehat, dan tidak terkena hama penyakit. Sepertiga malai sekunder mulai
dari pangkal malai primer dibuang atau dipotong karena bagian ini lebih
didominasi oleh bunga jantan (Ihsan dan Sukarmin, 2008).
Dengan
breeding (hibridisasi) diharapkan bisa terbentuk suatu jenis tanaman yang
mempunyai kromosom yang poluploid, yakni susunan kromosom tanaman yang
mempunyai sifat ganda dan lebih dari susunan kromosomnya asalnya. Hal ini dapat
menciptakan suatu jenis seraatau spesies baru yang dapat meningkatkan produksi,
tahan terhadap serangan hama dan penyakit, umur pendek, dan sebagainya. Orang
yang pertama kali mengetahui adanya kenaikan daya hasil generasi dari persilangan
galur-galur pada jagung adalah Shull pada tahun 1909 dan cara – cara yang
disarankan masih tetap dipakai hingga sekarang (Warisno, 1998).
Tepung
sari dikumpulkan dengan dua cara, yaitu: mengambil kotak sari yang belum pecah
dengan pinset, dikumpulkna pada suatu tempat (petridish), kemudian digerus
sampai halus dan diberi air steril. Setelah itu, tepung sari siap digunakan
untuk persilangan dengan cara mengoleskan gerusan tersebut ke bungan betina
yang sudah dipilih dan masih reseptif. Kedua, tepung sari ditampung dalam botol
kecil berdiameter 1,50 cm dan panjang 6 cm. Botol digantungkan atau dikaitkan
pada tangaki batang atau tangkai tandan dengan menggunakan perekat, kemudian
bagian ujung botol ditutup dengan alumunium foil. Keesokan harinya botol tersebut
dikumpulkan. Sebelum dikumpulkan, botol-botol tersebut diketuk-ketuk dengan
jari telunjuk agar tepung sari berjatuhan ke dalam botol. Tepung sari yang
sudah tertampung siap digunakan sebagai bahan untuk persilangan dengan
menambahkan air+2ml. Kemudian diaduk dengan kuas dan dioleskan ke tandan bunga
betina yang sudah dipilih (Lukman, 2002).
BAB IV
KESIMPULAN
Ilmu genetika modern jejak akarnya ke
Johann Gregor Mendel, seorang biarawan Jerman-CekoAugustinus dan ilmuwan yang
mempelajari sifat warisan dalam tanaman. Dalam makalahnya "Versucheüber
Pflanzenhybriden" ("Percobaan pada Tanaman Hibridisasi"),
disajikan pada tahun 1865ke''''Naturforschender Verein (Masyarakat untuk
Penelitian di Alam) di Brunn, Mendel menelusuri polawarisan sifat tertentu pada
tanaman kacang dan menggambarkan mereka secara matematis. Meskipunpola
pewarisan hanya bisa diamati untuk beberapa sifat, karya Mendel menunjukkan
bahwa faktorketurunan itu partikulat, bukan diperoleh, dan bahwa pola-pola
warisan banyak sifat dapat dijelaskanmelalui aturan-aturan sederhana dan rasio.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarko.
2007. Petunjuk Praktis Budi Daya Dan Pengolahan Kelapa Sawit, Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Warisno.1998.
Jagung Hibrida. Kanisius.Yogyakarta.
Zulfikar,
Ahmad. 2009.Penyerbukan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
http://www.gudangmateri.com/2009/03/penyerbukan-dan-pembuahan-bunga.html.
Diakses tanggal 2 JUNI 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar