BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
ilmu Hereditas, yaitu ilmu tentang pewarisan sifat-sifat fisik, biokimia dan
perilaku dari suatu makhluk hidup kepada keturunannya. Sifat-sifat menurun ini
dikendalikan oleh substansi genetika yang disebut DNA (Deoxyribo Nucleic Acid =
Asam Deoksribo Nukleat), yang terdapat di dalam gen. Gen terkandung di dalam
kromosom, yang terletak di dalam inti sel.
Ekstraksi
atau isolasi asam nukleat adalah salah satu teknik dasar yang harus dikuasai
dalam mempelajari teknik biologi molekular. Tujuan dari ekstraksi atau isolasi
asam nukleat adalah membuang dan memisahkan asam nukleat dari komponen sel
lainnya (protein, karbohidrat, lemak, dll) sehingga asam nukleat yang diperoleh
dapat dianalisis dan atau dimodifikasi lebih lanjut dengan teknik biologi
molekular lainnya (Corkill dan Rapey, 2008)
Saat
ini kita dapat menemukan berbagai macam metode ektraksi DNA. Para peneliti
selalu berusaha menyederhanakan tahapan yang digunakan atau mengurangi jumlah
perlakukan. Tahapan atau perlakuan yang terlalu panjang dan terlalu kompleks
sering meningkatkan resiko kegagalan, terutama bagi pemula. Tahapan atau
perlakuan dalam ekstraksi DNA juga dipengaruhi asal sel/jaringan target (Epplen
dan Lubjuhn, 1998).
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui proses pelaksanaan
ekstraksi DNA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Isolasi DNA
DNA biasanya diisolasi dari sel dengan
menggunakan metode yang melisiskan sel tetapi mencegah fragmentasi DNA. Langkah
ini biasanya melibatkan EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid) yang
dalam proses tersebut akan mengikat ion magnesium (kofaktor yang dibutuhkan
oleh enzim DNase). Idealnya dinding sel (jika ada) didigesti secara enzimatis
(misalnya dengan enzim lisosim). Selanjutnya membran sel sebaiknya
disolubilisasi dengan detergen. Jika disrupsi fisik dibutuhkan sebaiknya
dilakukan seminim mungkin.
Dalam proses disrupsi ini enzim
nuklease yang terlepas dari komponen selular dapat mencerna asam nukleat secara
efisien, sehingga kerja enzim nuklease harus dihambat. Disrupsi sel dan
sebagian besar langkah selanjutnya sebaiknya dilakukan pada suhu 4 0C,
menggunakan alat yang terbuat dari gelas dan larutan yang telah di-autoclave
(fungsi autoclave adalah untuk menghancurkan aktivitas DNase pada alat atau
larutan tersebut). Setelah melepaskan asam nukleat dari sel, RNA dapat
dihilangkan dengan penambahan RNase yang telah diterapi panas untuk
menginaktivasi DNase kontaminan (RNase relatif stabil terhadap panas karena
adanya ikatan disulfida yang akan menyebabkan proses renaturasi ketika
didinginkan). Kontaminan mayor lainnya, yaitu protein, dihilangkan dengan
dengan larutan fenol atau campuran fenol-khloroform (keduanya akan
mendenaturasi protein tetapi tidak mendenaturasi asam nukleat). Setelah campuran
tersebut dibuat menjadi emulsi, dilakukan pemusingan. Setelah pemusingan akan
terbentuk bagian organik di bagian bawah dan bagian aqueous di bagian atas
dipisahkan lapisan yang terdiri dari protein yang terdenaturasi. Cairan aqueous
diambil dan dideproteinisasi beberapa kali sampai tidak ada lagi material yang
terlihat pada lapisan tengah.
Kemudian DNA yang sudah tidak
mengandung protein ini dicampur dengan dua bagian etanol. DNA akan menjadi
presipitat, terpisah dari larutan sampel tersebut. Setelah dipusingkan, pelet
DNA kemudian dilarutkan kembali (Epplen dan Lubjuhn, 1998).
Secara umum mekanisme isolasi total DNA seluler secara
konvensional adalah sebagai berikut (Corkill dan Rapey, 2008):
a)
homogenisasi sel/jaringan (dalam suhu 4 0C,
semua bahan dan peralatan steril)
b)
lisis seluler (dengan detergen atau lisosim)
c)
penambahan chelating agents: EDTA/sitrat
d)
penambahan proteinase (proteinase K)
e)
ekstraksi fenol (atau fenol-khloroform)
f)
presipitasi alkohol (70% atau 100% etanol)
g)
pelarutan kembali DNA, misalnya dengan bufer TE (Tris-EDTA)
DNA juga dapat diisolasi dari organela
spesifik atau partikel virus. Untuk ekstraksi DNA semacam ini sebaiknya
dilakukan isolasi organela target atau virus tersebut terlebih dahulu sebelum
dilakukan ekstraksi DNA-nya karena isolasi DNA target dari campuran DNA (DNA
total) relatif sulit. Jika dibutuhkan isolat DNA dengan kemurnian yang tinggi,
DNA dapat dimurnikan dengan density gradient centrifugation menggunakan
CsCl (Caesium chloride) (Corkill dan Rapey, 2008).
2.2
Gen dan Kromoson
a)
Gen
Gen
adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam kromosom,
yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu makhluk hidup. Gen
diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses
reproduksi. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi
kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Gen terdapat berpasangan dalam satu
lokus pada kromosom homolog. masing-masing gen dalam pasangan itu disebut alel.
Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama atau berbeda, misalnya sifat
tangkai panjang da tangkai pendek.
b) Kromosom
Kromosom
adalah pembawa gen yang terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom terdiri
dari DNA, RNA (asam ribo nukleat) dan protein. Kromosom homolog (2n) adalah
kromosom yang terdapat berpasangan dan memiliki struktur dan komposisi yang
sama. sel yang memiliki 2n kromosom (kromosom homolog) disebut sel diploid.
Bila tidak berpasangan kromosom diberi simbol n kromosom. Sel dengan n kromosom
adalah sel haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau sel kelamin betina
saja.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Isolasi DNA
Isolasi
DNA dengan teknik sentrifugasi akan mengendapkan DNA. Supaya hasil isolasi
berupa DNA murni yang tidak tercampur dengan molekul-molekul lain maka dalam
proses isolasinya dicampurkan berbagai macam larutan. Larutan itu berfungsi
sebagai resuspensi yaitu penggabunagn kembali pelet yang telah terbentuk dengan
larutan yang dicampurkan. Selain itu larutan itu juga berfungsi sebagai buffer
dan pengkelat. Pemilihan buffer tersebut dilihat dari kemampuan buffer menghasilhkan
arus listrik. Larutan yang lain yang terdiri atas SDS dan NaOH berfungsi
sebagai larutan pelisis. NaOH sendiri dapat mendenaturasi protein.
Gambar : Metode Isolasi DNA
Sederhana
Bakteri
yang telah diendapkan tersebut kana lisis dengan penambahan larutan buffer.
Agar proses lisisnya bakteri sempurna maka larutan dibolak-balik secara halus.
Bakteri yang telah lisis ini ditandai dengan munculnya lendir. Ciran DNA yang
dihasilkan kemudina dipisahkan dari endapannya. Cairan ini ditambahkan RNase
untuk melisiskan RNA supaya hasil yang diisolasi berupa DNA murni.
DNA
yang telah diisolasi diuji kualitas dan kuantitasnya melalui elektroforesis dan
spektrofotometer. Elektroforesis memisahkan DNA, RNA, dan protein berdasarkan
bobot molekul dan muatanya dengan menggunakan media pemisah. DNA bermuatan
negatif sehingga pada elektroforesis DNA akan bergerak dari kutub negatif ke
kutub positif. Kecepatan pergerakan ini tergantung pada ukuran molekul DNA,
kerapatan media gel yang dilalui DNA, serta arus listrik yang diberikan untuk
bermigrasi molekul DNA. Sebelum proses elektroforesis suspensi DNA dicampur
dengan peyangga muatan berwarna loading dye. Penambahan warna ini berfungsi
untuk menambah densitas sehingga DNA bearada di bagian bawah sumur, selain itu
pewarna ini digunakan untuk memudahkan meletakan contoh DNA ke dalam sumur dan
bergerak ke arah anoda dengan laju yang dapat diperkirakan sehingga dapat
digunakan sebagai tanda migrasi DNA.
DNA
hasil elektroforesis yang terlihat di atas lampu UV dapat dilihat
pergerakannya. Hasil elektroforesis DNA total menunjukkan adanya pita-pita DNA
yang diisolasi dari bakteri Escherichia coli yang kemungkinan adalah DNA
plasmid (Gambar 1). Hal ini dapat dilihat dari pergerakannya yang tinggi.
Pergerakan DNA di agarose berhubungan dengan besar molekul. Sehingga pergerakan
yang tinggi ini menunjukan ukuran DNA yang tidak terlalu besar.
Plasmid
merupakan DNA sirkuler yang ukurannya relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
DNA total yang diisolasi mempunyai keutuhan yang tinggi. Akan tetapi pada
beberapa kelompok pergerakan DNA tiadak dapat diamati. Kejadian ini dapat
terjadi karena kesalahan teknis saat memasukan DNA ke dalam sumur gel agarose.
Bisa jadi DNA yang dimasukan tidak masuk benar-benar ke dalam sumur gel
sehingga saat elektroforesis DNA tidak bergerak. Selain itu kesalahan juga
dapat terjadi karena DNA yang telah masuk ke dalam sumur tersedot kembali masuk
ke dalam pipet mikro. Sehingga sumur tidak berisi DNA.
3.2 Bentuk-Bentuk Isolasi pada DNA
a)
Isolasi DNA kromosom.
Prinsipnya
adalah memisahkan DNA kromosom atau DNA genom dari komponen-komponen sel lain.
Sumber DNA bisa dari tanaman, kultur mikroorganise, atau sel manusia. Membran
sel dilisis dengan menambahkan detergen untuk membebaskan isinya, kemudian pada
ekstrak sel tersebut ditambahkan protease (yang berfungsi mendegradasi protein)
dan RNase (yang berfungsi untuk mendegradasi RNA), sehingga yang tinggal adalah
DNA. Selanjutnya ekstrak tersebut dipanaskan sampai suhu 90 oC untuk
menginaktifasi enzim yang mendegradasi DNA (DNase). Larutan DNA kemudian di
presipitasi dengan etanol dan bisa dilarutkan lagi dengan air.
b) Isolasi
DNA plasmid
DNA
plasmid merupakan wadah yang digunakan untuk kloning gen, sehingga DNA plasmid
harus di pisahkan dari DNA kromosom. DNA plasmid mempunyai ukuran yang jauh
lebih kecil daripada DNA kromosom. Untuk memisahkan DNA plasmid, maka
memerlukan perlakuan yang sedikit berbeda dengan prosedur di atas. Pertama,
membran sel dilisis dengan penambahan detergen. Proses ini membebaskan DNA
kromosom, DNA plasmid, RNA, protein dan komponen lain. DNA kromosom dan protein
diendapkan dengan penambahan potasium. DNA + protein + potasium yang mengendap
dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Supernatan yang mengandung DNA plasmid,
RNA dan protein yang tersisa dipisahkan. Kemudian ditambahkan RNase dan protese
untuk mendegradasi RNA dan protein. Akhirnya DNA plasmid dapat dipresipitasi
menggunakan etanol.
c) Isolasi
RNA
RNA,
terutama mRNA merupakan materi genetik yang mengkode suatu protein. Jumlah
populasi mRNA akan lebih banyak dibanding dengan DNA. mRNA eukariot dapat
dipisahkan dari DNA dengan menggunakan oligonukleotida dT. Atau RNA total juga
dapat di isolasi dari sel dengan menambahkan enzim DNase yang berfungsi untuk
mendegradasi DNA.
3.3
Ekstrasi/isolasi pada makhluk hidup
Ekstraksi
DNA dari organisme eukaryote (manusia, hewan dan tumbuhan) dilakukan melalui
proses penghancuran dinding sel (lysis of cell walls), penghilangan protein dan
RNA (cell digestion) dan pengendapan DNA (precipitation of DNA) dan pemanenan.
Berbagai teknik ekstraksi DNA telah dikembangkan dari prinsip dasar tersebut,
sehingga saat ini muncul berbagai teknik ekstraksi dan purifikasi DNA. Prinsip
dasar ekstraksi DNA adalah serangkaian proses untuk memisahkan DNA dari
komponen-komponen sel lainnya. Hasil ekstraksi tersebut merupakan tahapan
penting untuk langkah berikutnya. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus
dilakukan dengan baik dan bebas kontaminasi.
Secara
kimiawi penghancuran sel dilakukan dengan memanfaatkan senyawa kimia seperti
EDTA (ethyllenediamine tetraacetic), dan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate). EDTA
berfungsi sebagai perusak sel dengan cara mengikat ion magnesium (ion ini
berfungsi untuk mempertahankan integritas sel maupun mempertahankan aktivitas
enzim nuclease yang merusak asam nukleat). SDS merupakan sejenis deterjen yang
berfungsi merusak membrane sel. Enzim proteinase K dapat digunakan untuk
menghancurkan protein. Kotoran akibat lisis sel dipisahkan dengan cara
sentrifugasi. Kemudian molekul nuleotida (DNA dan RNA) yang telah dipisahkan
dibersihkan dari protein yang masih ada dengan menggunakan phenol. Dalam proses
ini sebagian kecil RNA juga dapat dibersihkan. Sedangkan choloform digunakan
untuk membersihkan sisa-sisa protein dan polisakarida dari larutan.
Enzim
RNAase digunakan untuk menghancurkan RNA sehingga DNA dapat diisolasi secara
utuh. Pemurnian atau purifikasi DNA dapat dilakukan dengan mencampur larutan
DNA tersebut dengan NaCl yang berfungsi memekatkan, memisahkan DNA dari
larutan, dan mengendapkan DNA sewaktu dicampur dengan ethanol. Proses
sentrifugasi dengan kecepatan tinggi akan mengendapkan tepung berwarna putih
(DNA) dan menempel di dasar tabung ependorf.
v Pada
manusia
Pada
manusia, hanya sel darah putih yang mempunyai inti dan mengandung DNA. Agar
lebih efisien, isolasi DNA dilakukan hanya terhadap sel darah putih. Oleh sebab
itu sampel darah total (whole blood) yang masih segar langsung dipisahkan
menjadi serum, sel darah merah dan sel darah putih (dilapisan buffy coat)
dengan teknik sentrifugasi. Setelah disentrifugasi, sampel darah total akan
terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan paling atas merupakan serum,
lapisan tengah berwarna putih tipis adalah sel darah putih (buffy coat) dan
lapisan bawah adalah sel darah merah. Lapisan kedua yang merupakan sel darah
putih diambil dengan klinipette.
BAB IV
KESIMPULAN
Perbedaan DNA dan RNA
Meskipun
banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan dengan DNA, antara
lain yaitu(Poedjiati, 1994) :
1) Bagian
pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah dioksiribosa.
2) Bentuk
molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai
ganda.
3) RNA
mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak mengandung
timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil.
4) Jumlah
guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah
adenin, tidak perlu sama dengan urasil.
*
Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu:
o
1. Isolasi jaringan
o
2. Dinding dan membran sel dilisiskan
o
3. Diekstraksi dalam larutan
o
4. Dipurifikasi
o
5. Dipresipitasi
DAFTAR PUSTAKA
Ø www.The
Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools and Techniques. In: Molecular
Biomethods Handbook Second Edition. Ed: Walker, J.M., Rapley, R. Humana Press,
NJ, USA./di akses pada tgl 24 mei 2012
Ø http/www.Epplen,
J.E., dan T. Lubjuhn. 1999. DNA profiling and DNA fingerprinting. Birhkhauser
Verlag, Berlin. di
akses pada tgl 24 mei 2012
Ø www.Biotechnology
procedures and experiments handbook (An introduction to biotechnology).Infinity
Science Press LLC. Hingham, MA. Canada. di
akses pada tgl 24 mei 2012
isolasi DNA pada m.hidup ,..
BalasHapushanya sekedar pengetahuan dan pembelajaran semata.
jangan lupa kasih jempolnya ea ?????