MENAJEMEN RESIKO USAHA
Pada dasarnya setiap
usaha memang memiliki resiko, namun apakah resiko itu dapat dideteksi lebih
dini ataukah dapat muncul dengan tiba-tiba, dan jika resiko itu memang harus
terjadi apakah besarnya resiko tersebut dapat mempengaruhi usaha yang sedang
dijalankan ?
Defenisi konseptual mengenai resiko :
(Robert Charette)
- Resiko
berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.
- Resiko
melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran,
pendapat, aksi, atau tempat) - Resiko
melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu
akan dilakukan.
Strategi Resiko Reaktif
vs Proaktif Strategi reaktif memonitor proyek terhadap kemungkinan resiko. Sumber
daya dikesampingkan, padahal seharusnya sumber daya menjadi masalah yang
sebenarnya / penting. Strategi proaktif dimulai sebelum kerja teknis di awali.Resiko
potensial diidentifikasi, probabilitas & pengaruh proyek diperkirakan, dan diprioritaskan
menurut kepentingan, kemudian membangun suatu rencana untuk manajemen resiko.
Sasaran utama adalah
menghindari resiko Definisi Manajemen Resiko : (Australian Risk Management
Standard 4360: 2004) Adalah “Kultur, proses, dan struktur yang diarahkan untuk
merealisasikan peluang potensial dan sekaligus mengelola dampak yang merugikan”
Sedangakan pentingnya manajemen resiko untuk UKM saya bagi menjadi 5 bagian :
1. Untuk menerapkan tata
kelola usaha yang baik.
2. Untuk menghadapi
kondisi lingkungan usaha yang cepat berubah.
3. Untuk mengukur resiko
usaha.
4. Untuk pengelolaan resiko secara sistematis dan penyediaan informasi yang
lebih akurat kepada PEMILIK usaha.
5. Untuk memaksimumkan laba.
Resiko disebabkan karena
adanya ketidakpastian, maka dapat saya gambarkan sebagai berikut yaitu Resiko
dapat disebabkan dari luar (ekstern) dan dari dalam (intern). Pengaruh dari
luar dapat berupa :
1. Kondisi dunia
internasional sehingga mempengaruhi kondisi ekonomi Negara kita.
2. Bisa juga berupa teknologi baru yang dapat menimbulkan inovasi usaha
atau efesiensi dalam operasional usaha.
3. Peraturan Pemerintah terhadap dunia usaha juga bisa mempengaruhi dan
dapat dianggap sebagai resiko.
4. Dan juga Pasar yang artinya adalah bagaimana industri usaha yang kita
jalani dan pengaruhnya terhadap usaha kita itu sendiri, misalnya : kekuatan
ekonomi masyrakat dalam membeli produk/jasa usaha kita.
5. Adanaya persaingan yang artinya kondisi dimana bermunculannya para
pemain baru dalam usaha yang sedang kita jalani dan sejauh mana strategi mereka
dapat mengambil omset usaha kita.
6. Sedangkan pengaruh internal dapat berupa strategi yang kita pilih untuk
melakukan usaha, misalnya : strategi marketing, apakah kita akan beriklan
melalui Koran, radio atau media lainnya.
Pada saat kita
menentukan pilihan kita (strategi kita) maka sejauh mana efektivitas strategi
tersebut untuk meminimalisir resiko ketidakberhasilan. Kesemuanya itu
mengandung ketidakpastian sehingga dapat menimbulkan peluang dan resiko bagi
para pemegang kepentingan terhadap usaha kita. Pemegang kepentingan terhadap
usaha kita bukan hanya pemilik dan karyawan saja akan tetapi mencakup
pelanggan, pemasok, dan pemerintah (secara luas).
Resiko terbagi menjadi 8 kategori jenis,
yaitu :
1. Resiko kredit berkaitan dengan penerimaan
dan penyaluran kredit.
2. Resiko likuiditas berkaitan dengan
aliran kas usaha.
3. Resiko Market berkaitan dengan pasar
industri usaha kita.
4. Resiko strategis berkaitan dengan strategi
yang kita terapkan.
5. Resiko reputasi berkaitan dengan nama
baik usaha kita.
6. Resiko legal berkaitan dengan
kemungkinan kasus hokum yang akan kita hadapi.
7. Resiko compliance berkaitan dengan kepatuhan,
dapat berupa kepatuhan usaha terhadap aturan yang ditetapkan pemerintah ataupun
kepatuhan karyawan terhadap peraturan pemilik usaha.
8. Resiko proses berkaitan dengan proses
bisnis dari usaha yang kita jalankan.
Sumber resiko saya bagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Sumber resiko saya bagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Risiko Lingkungan (Eksternal) adalah
Kekuatan-kekuatan lingkungan yang menghalangi atas pelaksanaan strategi dan
tujuan perusahaan.
2. Risiko Proses (Internal) adalah proses
bisnis yang tidak terdefinisikan secara jelas sehingga dimungkinkan terjadinya
jurang pemisah antara strategi dan tujuan bisnis.
3. Risiko Informasi (Eksternal/Internal)
adalah Adanya informasi yang tidak relevan dan tidak dapat diandalkannya
informasi utk pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar