Rabu, 31 Oktober 2012

PROPOSAL JUDUL PENELITIAN

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN
JURUSAN ILMU PERIKANAN , FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
Judul                             : Uji Motilitas Sperma Ikan Mas (Cyprinus carpio)  Sebagai acuan     
                                      Kegiatan  Pengawetan Sperma Ikan
Nama                           : PRAYITNO
Nim                              : 2010 512 012
Pembimbing I               : Reno Fitriyanti,S.T.,M.Si.
Pembimbing II              : Sumantriyadi,sp.
Hari / Tanggal             : Rabu / 31 Oktober 2012
Waktu                                     : 19.00 wib s/d 20.00 wib
Tempat                        : Ruang Serbaguna  F. Perikanan Universitas PGRI Palembang


I . PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
       Ikan merupakan salah satu sumber protein bagi manusia. Tingginya permintaan terhadap ikan menyebabkan pentingnya dilakukan kegiatan budidaya. Dalam budidaya ketersediaan benih ikan merupakan suatu keharusan, namun kematangan gonad jantan kadang – kadang tidak sinkron dengan gonad betina. Salah satu solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan melakukan preservasi sperma. Preservasi sperma adalah  pengawetan sperma sehingga dapat digunakan sewaktu diperlukan. Kegunaan lain dari preservasi sperma adalah untuk keperluan konservasi jenis – jenis ikan yang sudah langka serta intensifikasi benih.
       Fungsi penyimpanan gamet menurut Davy dan Chouinard (1980) adalah memudahkan pengangkutan (tidak harus mengangkut induk yang akan diambil gametnya, tetapi cukup mengangkut gametnya) dari satu tempat ke tempat lain dan mengurangi jumlah induk yang dipelihara, menghindari gamet mengalami overripening (lewat matang), memungkinkan untuk memproduksi benih sepanjang tahun, dan memudahkan melakukan pemijahan dari induk yang diinginkan dengan pematangan gonad induk jantan dan betina pada saat yang berbeda.
            Tingkat kelangsungan hidup sperma di luar tubuh umumnya singkat, hanya dalam hitungan detik hingga menit. Jika berada diluar tubuh sperma akan terus bergerak hingga akhirnya mati karena kehabisan tenaga. Sperma mampu bertahan lebih lama jika suhu penyimpanan dan tekanan osmotiknya diatur. Pada suhu yang sangat rendah seperti pada nitrogen cair, sperma dapat hidup sampai beberapa tahun. Proses pembekuan yang cepat dapat melindungi sperma dari kerusakan akibat efek larutan tetapi dapat mengakibatkan cold shock dan pembentukan kristal es yang akan merusak sperma. Sedangkan proses pembekuan yang lambat akan mencegak munculnya kristal es tetapi akan menyebabkan naiknya konsentrasi garam dan tekanan osmotik yang akan merusakan protein yang dikandung oleh sel.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Ketersediaan benih dalam budidaya ikan sangatlah penting, namun kematangan gonad jantan kadang – kadang tidak sinkron dengan gonad betina. Salah satu solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan melakukan preservasi sperma (pengawetan sperma). Sperma mampu bertahan lebih lama jika suhu penyimpanan dan tekanan osmotiknya diatur.

1.3 TUJUAN PENELITIAN
       Mengetahui tingkat kelangsungan hidup sperma diluar tubuh dan larutan yang baik untuk Preservasi sperma.

1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dapat memberikan gambaran  tentang jenis larutan yang  dapat digunakan untuk mengacu lebih lanjut pada proses preservasi sperma .

1.5 HIPOTESIS
Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah cairan yang bebeda sangat berpengaruh terhadap motilitas sperma ikan .



III . METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 November  2012 di Laboratorium UPTD balai benih karang Tirta kecamatan LALAN , Kabupaten MUBA, Sumsel.

3.2 TIPE PENELITIAN
            Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) yaitu menggunakan 5 (lima) Perlakuan dan 2 (dua) Ulangan.media yang di ujikan berupa air kran,akuades,air susu cair,minuman isotonik,dan sperma induk jantan ikan mas .

3.3 POPULASI DAN SAMPEL
3.3.1 Populasi
Populasi Penelitian ini adalah Induk Jantan ikan mas cyprinus carpio yang telah matang gonad.
3.3.2 Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL)  yaitu menggunakan 5 (lima) Perlakuan dan 2 (dua) Ulangan.alat yang di gunakan berupa mikroskop karna mengingat objek yang akan di teliti berukuran sangat kecil.

3.4 INSTRUMEN PENELITIAN
3.4.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini tertera pada tabel 1 berikut :
No
Alat
1
mikroskop
2
Stopwatch
3
syringe 2,5ml
4
gelas objek
5
gelas penutup
6
Alat tulis



3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini terdapat pada tabel 2 berikut :
No
Bahan
1
sperma induk jantan ikan mas
2
Air kran
3
Akuades
4
minuman isotonik
5
Susu cair


3.5 PROSEDUR KERJA
3.5.1 Prosedur pengambilan sperma ikan
Sperma yang digunakan pada percobaan adalah sperma induk jantan ikan mas. Induk jantan ikan mas yang telah matang gonad, diurut perutnya secara hati–hati kearah lubang sampai spermanya keluar. Sperma yang keluar langsung dihisap menggunakan syringe tanpa jarum.

3.5.2 Prosedur pengamatan dengan masing-masing bahan yang diujikan
Pengamatan sperma mulai dilakukan dengan menghidupkan stopwatch saat sperma diteteskan ke masing – masing bahan, yaitu larutan fisiologis, air kran, akuades, minuman isotonik, susu beruang. Setelah itu sperma langsung diamati dibawah mikroskop. Amati berapa lama sperma tersebut bergerak (motil) hingga mati lalu catat dan beri angka motilitas.

3.6 SUMBER DATA
Data Primer yang di peroleh dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di tempat penelitian yaitu di laboratorium UPTD balai benih karang Tirta kecamatan LALAN , Kabupaten MUBA Sumsel.Sedangkan data sekunder di peroleh melalui wawancara dengan staf teknis lapangan UPTD balai Benih .

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini  adalah data primer dan sekunder yang berupa data kuantitatif .

3.8 ANALISIS DATA
Data hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik data dalam bentuk persentase ditransformasi menurut aturan Gomez (1995), agar distribusi data normal (Hanafiah, 1993). Analisis sidik ragam (uji F) selanjutnya dilakukan sesuai dengan rancangan yang dipergunakan, yaitu rancangan acak lengkap (RAL). Jika dari hasil analisis sidik ragam diketahui perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata (significant) atau berbeda sangat nyata (highly significant), dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk membandingkan nilai antar perlakuan.


























DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.http://images.google.co.id/imgres.[ 27 Februari 2011 ]

Angga. 2009. Pengaruh perbandingan air kelapa dan larutan NaCl fisiologi dalam pengenceran yang mengandung 20% kuning telur terhadap kualitas semen ayam local pada penyimpanan 5 0C. http://perdanaangga.wordpress.com.       [10 November 2009].

Davy, B.F., and A. Chouinard. 1980. Indiced Fish Breeding In South East Asia. Report of Workshop Held in Singapore, 25-28 November 1980. IDRC – 178 e, Ottawa. Canada. 48p.

Hidayyahturahmah. 2007. Waktu motalitas dan viabilitas spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio)pada beberapa konsentrasi larutan fruktosa. Bioscientiae  4: 9-18

Mayes, P.A., dkk.1990. Biokimia (Harper’s Review of Biochemistry) Edisi : 20. Dalam : Darmawan, I., (editor). EGC Penerbit Buku Kedokteran. 771 hal.

Potts, W.T.W., and J.R. Rudy. 1969. Water Balance in the Eggs of the atlantic Salmon Salmo Salar. J. Exp. Biol. 50 : 223-237.
                                           
Stoss, J. 1983. Fish Gamete Preservation and Spermetozoan Physiology in : W.S. Hoar, D.J. Randall, and E.M. Donaldson (Editors). Fish Physiology. Vol 9B. Academic Press. Orlando, San Diego. 476p.

Sundara, Asep Hidayat. 1993. Fluktuasi Asimetri Pada Ikan Nila Merah (Orechromis sp.) Dan Ikan Mas (Cyprinus carpio). [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Arie, Usni. 2008. Sperma ikan mas. http://www.scribd.com/. [10 November 2009]

Werdyaningsih. 2009. Isotonik.  http://komunikasi.um.ac.id. [10 November 2009].

Senin, 22 Oktober 2012

PEMBUATAN PAKAN BUATAN

PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI MAGGOT SEBAGAI PENGGANTI ALTERNATIF PAKAN IKAN

Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.[1] Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting.[2] Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).[3] Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.



Maggot atau biasa di sebut belatung atau yang biasa kita jumpai pada sampah organik, maggot berperan sebagai salah satu penghancur sampah organik. Di dalam pengolahan sampah organik kami melakukan uji coba di beberapa lokasi dan beberapa kebutuhan.
1. Uji coba budidaya belatung di sampah organik, yang kami lakukan memasukkan sampah organik pada alat Solusi Sampah Organik (sebuah alat yang berfungsi merubah sampah organik menjadi pupuk cair organik), dalam kurun waktu 15 hari sampah organik yang di tumpuk mengalami menyusutan sampai 50% kemudian setelah itu kami menambahkan sampah organik setiap hari dan memanen pupuk cair setiap hari dengan maksimal 50% dari input sampah organik yang di masukkan. Dan belatung yang ada di dalam SSO berperan sebagai mesin pembalik/pengaduk sampah organik

2. Uji coba budidaya belatung di sampah organik, di tempat penurunan sampah organik untuk pembuatan kompos, seyogyanya sampah organik itu menimbulkan bau yang kurang sedap bau ini di akibatkan karena adanya perombakan yang di lakukan oleh maggot kemudian kami menambahkan serbuk kayu nangka untuk menyerap leachate sehingga bau sampah dapat di tekan. Maggot atau belatung dari black soldier fly atau Hermetia Illuscens dapat mengubah sampah menjadi protein  dan lemak serta mengurangi massa sampah sampai  50 % sampai 60 % sehingga dapat digunakan sebagai solusi untuk mengurangi pencemaran limbah organik. Kehadiran larva Hermetia Illuscens juga diketahui menghambat atau mengurangi hadirnya larva lalat rumah yang dapat menjadi sumber penyakit.
3. Pemanfaatan Maggot bagi ikan dan unggas, Secara otomatis populasi maggot meningkat terus menerus seiring dengan di masukkan sampah organik dan kami memanfaatkan maggot sebagai pakan ikan (Lele dan Patin) dan menu itu menjadi menu favorit ikan karena maggot kandungan proteinnya yang tinggi sekitar 40 % dan kadar lemak sekitar 30 % sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan dan unggas  juga dapat juga di buat dalam bentuk pelet ikan.
4. Pemanfaatan maggot pada media air, di samping maggot dapat berkembang pada sampah organik lembab ternyata maggot juga dapat di kembangkan di media berair. Karena media yang di gunakan tertutup sehingga tidak menimbulkan bau dan maggot dapat di panen 2 hari sekali yang langsung di berikan pada ayam, dapat juga di proses menjadi pelet sama seperti pakan pada lele atau patin.  Karena kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi itu menjadi pendongkrak pertumbuhan ayam dan efek yang tampak ayam menjadi semakin tinggi nafsu makannya.

Cara ini coba kami kembangkan dengan melihat kebiasaan ayam yang sangat tertarik dengan maggot. Dengan model seperti ini memudahkan mengembangkan budidaya ayam organik.
Semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi sobat organik yang ingin mengembangkan budidaya ayam organik dan semoga bermanfaat.